Departemen Energi (DOE) telah mengusulkan kebijakan baru yang memungkinkan perusahaan pembangkit listrik membiayai dan membangun infrastruktur transmisi guna mempercepat penyelesaian proyek pembangkit listrik dan mengatasi kemacetan jaringan yang sedang berlangsung. Langkah ini bertujuan untuk menyelesaikan penundaan dalam penyelesaian proyek yang disebabkan oleh terbatasnya kapasitas jaringan listrik dan kendala teknis dalam jaringan transmisi nasional—masalah yang khususnya berdampak pada pengembang energi terbarukan.
Berdasarkan rancangan surat edaran tersebut, perusahaan pembangkit listrik akan diizinkan untuk mengembangkan dan mendanai jalur transmisi baru atau yang diperluas, gardu induk, dan fasilitas terkait—yang secara kolektif disebut proyek transmisi terkait—di luar sambungan point-to-point (P2P) yang sudah ada. Aset-aset ini akan dilaksanakan berdasarkan perjanjian dengan National Grid Corporation of the Philippines (NGCP), yang akan mengawasi pelaksanaan proyek, pemulihan biaya, dan penyerahan kepada operator jaringan listrik.
DOE menyatakan bahwa proposal tersebut bertujuan untuk menyelaraskan perluasan jaringan dengan pertumbuhan pembangkitan, memastikan integrasi kapasitas baru secara tepat waktu dan meningkatkan keandalan sistem dan keamanan energi. Rancangan kebijakan tersebut, yang kini terbuka untuk dikomentari publik hingga tanggal 15 Oktober 2025, diharapkan dapat membantu menjembatani keterlambatan pembangunan transmisi dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor ketenagalistrikan di negara tersebut.
Pos DOE Filipina mengusulkan kebijakan yang mengizinkan pembangkit listrik membangun infrastruktur transmisi muncul pertama pada Infrastruktur Asia Tenggara.